Posisi Bayi Sungsang? Ini Tips untuk Ibu!

Posisi Bayi Sungsang? Ini Tips untuk Ibu!

Penulis: Graminda

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 15 Juli 2020

 

Seminggu sebelum melahirkan, biasanya kepala janin sudah berada di bawah dekat vagina ibu. Namun 4% janin mengalami sungsang, yaitu saat kaki dan pantat janin berada di bawah sedangkan kepalanya di atas.

Tentu saja kejadian ini sangat beresiko karena jalur keluar bayi bisa terhalang. Selain itu, suplai oksigen untuk bayi pun terhambat.

Penyebab Bayi Sungsang

Belum diketahui secara pasti penyebab bayi bisa sungsang. Beberapa hal dapat berkontribusi sebagai penyebab terjadinya hal tersebut, yaitu:

  • Pernah atau sering melahirkan
  • Bayi kembar
  • Air ketuban terlalu banyak atau sedikit
  • Bentuk uterus tidak normal
  • Pernah melahirkan prematur
  • Letak plasenta di bawah rahim sehingga menutupi leher rahim (plasenta previa)

Disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter terkait tentang kondisi kehamilan. Permasalahan yang segera ditanggapi jauh lebih baik daripada baru diketahui saat usia kelahiran sudah dekat.

Baca Juga: Ketahui Bentuk Rahim Tidak Normal dan Dampaknya

Jenis Posisi Bayi Saat Sungsang

Image: breechbirth.net

Sama-sama berada di bawah, ternyata ada 3 jenis posisi sungsang yaitu frank breech, complete breech, dan footling breech.

  • Complete breech

Saat pantat bayi berada di bawah dengan kaki yang menekuk.

  • Frank breech

Pantat bayi berada di bawah dengan kaki terangkat ke atas dekat kepala.

  • Footling breech

Posisi ini saat satu kaki bayi menekuk ke bawah dekat pantat, sedangkan satunya lagi lurus ke atas dekat kepala.

Karena itu, USG rutin perlu dilakukan setiap ibu hamil untuk melihat perkembangan posisi bayi.

Baca Juga: Bolehkan Ibu Puasa Saat Hamil? Ini Syaratnya!

Hal yang Perlu Dilakukan

Agar posisi bayi normal, diperlukan beberapa usaha. Ada 2 jenis usaha yang dilakukan, dari sisi medis maupun alami.

External Cephalic Version (ECV)

ECV bertujuan agar kepala janin berputar ke bawah sehingga dapat dilakukan persalinan normal. Biasanya dilakukan saat kehamilan berusia 36-38 minggu.

ECV dilakukan oleh tenaga medis dengan menekan perut (seperti mengurut). Biasanya dilakukan oleh 2 orang dengan panduan ultrasound untuk ketahui posisi bayi.

Prosedur ini tidak bisa dilakukan jika salah satu hal berikut terjadi pada ibu hamil:

  • Mengandung bayi kembar
  • Ada masalah kesehatan pada ibu maupun bayi
  • Ibu punya sistem reproduksi yang abnormal
  • Placenta terletak abnormal

Sebelum dan setelah ECV, kondisi janin akan diperiksa. Jika ada masalah seperti perubahan detak jantung, maka ECV langsung dihentikan dan dilakukan operasi sesar.

Cara Natural

Ibu menahan posisi seperti sedang sujud yaitu kepala, bahu dan dada di lantai. Tujuannya untuk berikan ruang bagi janin berputar. Saat melakukannya, jangan sampai perut anda tertekan.

Posisi ini hanya boleh dilakukan 10-15 menit atau ibu sudah lelah. Namun bisa dilakukan beberapa pengulangan dalam sehari.

Mendengarkan Musik

Cara ini mungkin belum efektif, tetapi tidak ada salahnya mencoba. Janin sendiri sudah bisa dengar suara di luar perut ibu. Caranya dengan meletakkan headphone berisi music bervolume rendah pada bagian bawah perut ibu. Tips ini diklaim dapat memicu bayi berputar mendekat ke arah suara.

Jika cara-cara diatas tidak berhasil, maka langkah terakhir adalah melahirkan dengan operasi sesar. Melalui proses sesar, risikonya lebih kecil daripada operasi normal apabila bayi dalam posisi sungsang.

Sumber

Healthline. (2016). What You Need to Know if Your Baby is Breech. 2016. www.healthline.com

American College of Obstetricians and Gynecologists. (2017). If Your Baby is Breech. www.acog.org

Babycentre. (2017). How Can I Turn My Breech Baby Naturally?. www.babycentre.co.uk

American Pregnancy Association. (2018). Breech Birth. www.americanpregnancy.org