Seputar Alergi Makanan pada Si Kecil yang Harus Anda Ketahui

Seputar Alergi Makanan pada Si Kecil yang Harus Anda Ketahui

Penulis: Nida | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 18 Juni 2020

 

Alergi makanan, merupakan reaksi yang timbul pada sistem kekebalan tubuh sesaat setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Selain sering dialami oleh bayi dan balita, alergi makanan juga bisa dialami oleh anak-anak usia sekolah dan remaja.

Terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Food Allergy Research & Education, setidaknya satu dari 13 anak memiliki alergi pada satu jenis makanan. Bahkan 40 persen diantaranya termasuk kategori parah.

Sebagai orangtua, tentu Anda menginginkan yang terbaik untuk sang buah hati. Akan tetapi, sering kali orangtua tidak mengetahui bahwa anaknya terkena alergi, hingga mereka mengonsumsi makanan dan muncul reaksi setelahnya. Untuk itu, Anda sebagai orangtua perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan alergi makanan, berikut ini:

Baca Juga: Ketahui Jenis Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

1. Ketahui Jenis Makanan yang Dapat Memicu Alergi

Untuk mencegah timbulnya reaksi alergi pada anak, Anda harus mengetahui berbagai jenis makanan yang bisa memicu timbulnya reaksi. Adapun, beberapa jenis makanan yang paling sering menjadi pemicu reaksi alergi pada anak adalah:

  • Susu sapi
  • Kacang tanah
  • Kedelai
  • Ikan laut (seperti tuna, salmon, dan kod)
  • Telur
  • Gandum
  • Kacang pohon (pistachio, kenari atau almond, dan kacang mete)
  • Seafood (seperti kerang, udang dan lobster)

Dengan mengetahui jenis makanan seperti di atas, Anda dapat memperhatikan bahan makanan untuk asupan si kecil. Berikan jenis makanan baru secara bertahap pada anak. Pastikan sekitar tiga hingga lima hari untuk melihat apakah anak Anda mengalami reaksi alergi atau tidak.

2. Pahami Gejala yang Ditimbulkan

Meskipun Anda telah berhati-hati dalam memberi makanan untuk sang buah hati, tidak menutup kemungkinan sistem kekebalan tubuhnya tetap memberi reaksi berlebihan. Sehingga, akan menimbulkan gejala-gejala alergi, seperti:

  • Pada kulit: akan muncul hives (bintik merah seperti gigitan nyamuk), ruam (eksim), pemucatan dan pembengkakan
  • Pada pernapasan: bersin-bersin, dan sakit tenggorokan
  • Gejala lain: sakit kepala, dan hilang kesadaran
  • Pada pencernaan: mual, muntah, dan diare

Gejala-gejala di atas akan ditunjukkan oleh anak yang terkena alergi. Jika Anda melihat tanda alergi pada si kecil, segera berikan pertolongan pertama yakni dengan menghindari konsumsi makanan yang diduga akan memperburuk kondisinya.

Baca Juga: Perlukah Tes Alergi pada Si Kecil?

3. Bedakan dengan Intoleransi Makanan

Meskipun tanda-tanda yang ditimbulkan untuk reaksi alergi cukup jelas, tetapi bisa jadi Anda masih belum dapat membedakan apakah si kecil alergi atau hanya intoleransi makanan. Untuk itulah, Anda juga harus mengetahui tanda yang ditimbulkan jika si kecil memiliki intoleransi terhadap makanan.

Hal ini dikarenakan alergi makanan cenderung lebih berbahaya, karena melibatkan sistem kekebalan tubuhnya,sehingga anak harus menghindari alergen agar tidak timbul reaksi. Berbeda dengan intoleransi makanan yang melibatkan sistem pencernaan, di mana anak Anda masih daoat mengonsumsi makanan tersebut dalam jumlah sedikit.

Beberapa intoleransi makanan yang biasa ditemukan pada si kecil adalah:

  • Intoleransi terhadap laktosa atau lactose intolerance: dapat terjadi ketika tubuh anak kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk memecah gula dalam susu. Anak dengan intoleransi laktosa, biasanya lebih mudah kembung, kentut, dan diare ketika mengonsumsi makanan berbahan dasar susu.
  • Sensitif terhadap gluten: biasanya terjadi ketika tubuh anak bereaksi terhadap protein yang disebut gluten dalam biji-bijian seperti gandum. Gejalanya meliputi sakit kepala, sakit perut, dan kembung.
  • Sensitif terhadap zat tambahan makanan: biasa terjadi ketika tubuh anak bereaksi terhadap pewarna, atau bahan kimia, seperti sulfit, atau zat tambahan lain dalam makanan. Timbulnya ruam, mual, dan diare dapat menunjukkan adanya intoleransi pada zat tambahan makanan. Selain itu, anak yang memiliki asma akan lebih mudah terkena intoleransi makanan terhadap zat lainnya, seperti sulfit karena dapat memicu kambuhnya penyakit tersebut.

Anda sebagai orangtua harus mengetahui perbedaan keduanya, karena gejala intoleransi makanan kadang-kadang mirip dengan alergi makanan. Tujuannya agar anak Anda bisa mendapatkan perawatan yang sesuai.

4. Lakukan Pencegahan dan Pengobatan

Terdapat beberapa cara untuk mengantisipasi munculnya reaksi alergi makanan pada anak Anda. Hal ini dikarenakan belum adanya obat untuk menyembuhkan alergi. Salah satu cara antisipasi paling mudah adalah dengan mengelola makanan anak Anda dan menghindari bahan yang dapat menimbulkan reaksi.

Anda juga harus dapat mengenali gejala yang muncul pada si kecil, merupakan alergi atau intoleransi makanan. Anda juga bisa memeriksakan sang buah hati ke dokter anak atau ahli alergi jika dirasa gejala yang timbul cukup parah.

Dokter dapat mengidentifikasi makanan yang menjadi alergen dan membantu Anda mengembangkan rencana perawatan secara optimal. Selain itu, dokter akan memberikan obat-obatan seperti antihistamin untuk mengobati gejala jika memang diperlukan.

 Baca Juga: Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan

Sumber

Food Allergies Research & Educations. (2019). Life with Food Allergies: Food Allergy 101 Facts and Statistics. FARE. www.foodallergy.org

Watson, Stephanie. (2017). Kids and Food Allergies: What to Look For, Allergy vs Intolerance. Healthline. www.healthline.com

Healthy Children. (2018). Food Allergies in Children. American Academy of Pediatrics. www.healthychildren.org

Watson, Stephanie. (2017). Kids and Food Allergies: What to Look For, Symptoms. Healthline. www.healthline.com