6 Penyebab Osteoporosis pada Wanita Lansia

6 Penyebab Osteoporosis pada Wanita Lansia

Penulis: Dhiya | Editor: Niahappy

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 22 Juli 2020

 

Pada dasarnya, tulang manusia terus hidup dan tumbuh. Tulang dalam tubuh terus berubah sepanjang hidup Anda dengan beberapa sel tulang larut dan sel tulang baru tumbuh kembali. Dengan terjadinya pergantian sel tulang ini, Anda mengganti sebagian besar kerangka Anda setiap 10 tahun. Maka dari itu, manusia rentan mengalami penyakit osteoporosis.

Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang membuat tulang menjadi lemah dan mudah patah. Osteoporosis bisa dibilang sebagai “pencuri diam-diam” saat usia Anda masih awal 20-an di mana kepadatan tulang terbesar terjadi pada usia tersebut, tetapi seiring bertambahnya usia, Anda dapat kehilangan massa tulang karena berbagai faktor.

Penyakit ini dapat menimpa pria maupun wanita. Namun, wanita lansia lebih rentan mengalami osteoporosis. Mungkin rasanya seperti tidak adil, tetapi terdapat beberapa penyebab mengapa wanita lansia lebih rentan terkena osteoporosis, berikut beberapa alasannya:

Baca Juga : 8 Cara Ampuh untuk Meningkatkan Kepadatan Tulang

1. Menopause

Terdapat hubungan antara kurangnya estrogen selama perimenopause dan menopause pada pengembangan osteoporosis. Estrogen merupakan hormon seksual yang penting untuk kesehatan tulang wanita karena mempromosikan aktivitas osteoblast, yang merupakan sel yang menghasilkan tulang.

Ketika kadar estrogen turun selama menopause, esteoblast tidak mampu menghasilkan tulang secara efektif. Khususnya bagi wanita yang mengalami menopause dini atau sekitar usia 45 tahun di mana kadar hormon rendah dan periode menstruasi tidak jarang dapat menyebabkan hilangnya massa tulang. Selain menopause dini, menopause pada masa lansia juga menyebabkan osteoporosis.

Saat menopause, kadar estrogen menurun yang mengakibatkan peningkatan keropos tulang. Jika puncak massa tulang Anda sebelum menopause kurang dari ideal maka setiap kehilangan tulang yang terjadi sekitar menopause dapat menyebabkan osteoporosis. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah dari semua wanita di atas usia 60 tahun akan mengalami setidaknya satu patah tulang karena osteoporosis.

2. Kekurangan Kalsium dan Vitamin D

Kalsium dan vitamin D bekerjasama untuk membangun dan mempertahankan tulang yang kuat. Jika Anda kekurangan kalsium, Anda tidak dapat membangun kembali tulang baru selama proses renovasi tulang. Karena tulang merupakan cadangan untuk dua mineral yaitu kalsium dan fosfor.

Jadi Anda membutuhkan kadar kalsium yang konstan dalam darah karena banyak organ tubuh Anda seperti jantung, otot, dan saraf yang bergantung pada kalsium. Ketika organ-organ ini membutuhkan kalsium, maka organ-organ tersebut akan mengambilnya dari gudang mineral di tulang Anda.

Seiring waktu, saat Anda kehabisan cadangan mineral, tulang Anda akan menipis dan rapuh. Selain itu, kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan tulang lemah dan keropos. Vitamin D yang aktif disebut kalsitriol yang membantu tubuh menyerap dan menggunakan kalsium.

3. Memiliki Tubuh dan Tulang yang Lebih Kecil

Wanita yang bertubuh mungil atau memiliki tulang yang kecil lebih rentan terhadap osteoporosis. Alasannya adalah seseorang yang memiliki lebih sedikit tulang yang hilang daripada wanita dengan berat badan lebih banyak dan tulang yang lebih besar.

Wanita yang memiliki tubuh kurus memiliki kemungkinan akan gangguan kualitas tulang dan berisiko tinggi mengalami osteoporosis. Namun, terlepas dari berat badan Anda, jika Anda menurunkan berat badan selama transisi menopause, Anda lebih cenderung kehilangan tulang.

4. Gangguan Makan

Wanita dengan gangguan makan atau yang disebut anorexia nervosa berisiko tinggi terkena osteoporosis. Sekitar tiga perempat wanita yang memiliki anorexia nervosa atau kurang dari berat badan ideal menunjukkan beberapa bukti defisiensi mineral tulang. Bahkan setelah berat badan kembali atau dalam berat badan yang sehat, masih mungkin memiliki osteoporosis.

Osteoporosis menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang yang dapat menyebabkan munculnya patah tulang sewaktu-waktu, misalnya ketika melakukan kegiatan fisik atau olahraga yang berlebih. Penting untuk memperhatikan perubahan-perubahan pada tulang Anda. Gejalanya meliputi mati rasa, kelelahan, bahkan sakit kronis.

5. Penggunaan Obat-Obatan

Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, maka Anda patut waspada karena obat-obatan tertentu dapat menyebabkan keropos tulang dan peningkatan patah tulang. Golongan obat-obatan yang umumnya menyebabkan pengeroposan pada tulang yaitu steroid.

Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati asma, rheumatoid, psoriasis, radang usus, dan berbagai kondisi lainnya. Selain itu, obat kejang juga dikaitkan dengan pengeroposan tulang.

Karena itu penggunaan obat-obatan golongan steroid harus dalam pengawasan dokter. Kalaupun diresepkan dalam jangka waktu lama, dokter akan meresepkan tambahan kalsium untuk mencegah efek samping.

6. Gaya Hidup di Masa Muda

Gaya hidup di masa muda Anda akan menentukan kesehatan Anda di masa tua Anda. Gaya hidup yang tidak sehat dapat berpotensi untuk meningkatkan risiko terjadinya gangguan osteoporosis, seperti kurangnya berolahraga, banyak menghabiskan waktu untuk duduk dan tidur, kebiasaan mengonsumsi alkohol berlebihan, perokok aktif, terlalu sering mengonsumsi kafein (seperti kopi, teh maupun cokelat), dan kurangnya mengonsumsi makanan bernutrisi dan bervitamin.

Karena itu, jika Anda belum menderita osteoporosis cegahlah sejak dini dengan mengganti pola hidup yang lebih sehat dan apabila Anda sudah mengidap osteoporosis jangan berkecil hati, lakukanlah olahraga ringan mulai dari sekarang dan mengonsumsi makanan yang berkalsium dan bernutrisi tinggi untuk memperkuat tulang Anda.

Baca Juga : Olahraga yang Cocok untuk Lansia

Sumber

OWH. (2019). Osteoporosis. www.womenshealth.gov

WebMD. What Causes Osteoporosis? And Why?. www.webmd.com

WebMD. Osteoporosis and Menopause. www.webmd.com

Endocrineweb. Estrogen Replacement Therapy for Osteoporosis. www.endocrineweb.com

Eating Disorder Hope. (2018). Bone Loss From Eating Disorder. www.eatingdisorderhope.com