Ketahui Gejala Umum Psikosomatik dan Cara Mengatasinya

Ketahui Gejala Umum Psikosomatik dan Cara Mengatasinya

Penulis: Mustika | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 2 Juli 2020

Stres merupakan hal yang dianggap lumrah karena bisa terjadi pada setiap orang, terutama ketika Anda tengah mengalami banyak pikiran. Namun, tahukah Anda bahwa stres dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan psikosomatik?

Istilah psikosomatik mengacu pada keluhan atau gangguan fisik yang dipengaruhi dari pikiran, seperti stres dan rasa cemas. Dimana pikiran Anda akan memengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga memicu munculnya penyakit. Gangguan ini dapat menyebabkan permasalahan nyata bagi penderitanya dan orang di sekitar.

Penyebab pasti gangguan psikosomatik sendiri tidak dapat diketahui secara jelas. Namun, dilansir dari Center of Treatment Anxiety and Mood Disorder, berbagai gangguan fisik terkait tekanan mental disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas rangsangan saraf yang dikirim otak ke bagian tubuh lain sehingga dapat menyebabkan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah, yang mengarah pada keadaan cemas.

Kondisi tersebut dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, faktor biologis dalam tubuh, pengaruh keluarga, kurangnya kesadaran mengontrol emosi, serta trauma karena suatu hal. Stres yang menumpuk dapat menimbulkan kecemasan dalam diri seseorang yang jika dibiarkan dapat menyebabkan munculnya perasaan tertekan, kesepian, bosan, dan depresi sehingga dapat memengaruhi kesehatan fisik.

Sayangnya, gejala gangguan psikosomatik terkadang sulit untuk dikenali karena tidak menunjukkan tanda yang spesifik. Bahkan, gejala psikosomatik bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun, pada umumnya gejala yang muncul antara lain:

  • Denyut nadi cepat
  • Sakit perut, mual, atau nyeri ulu hati
  • Nyeri punggung,
  • Sakit kepala dan migrain,
  • Bernapas dengan cepat,
  • Jantung berdebar-debar,
  • Berkeringat hingga gemetar (tremor)

Meskipun tidak semua gejala tersebut muncul, beberapa penyakit juga bisa diperparah karena faktor stres dan kecemasan, yaitu kelelahan, tekanan darah tinggi, penyakit kulit (seperti psoriasis atau eksim), gangguan pencernaan (sindrom iritasi usus), dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari agar tidak mengalami gangguan psikosomatik.

Baca Juga : Kenali Tanda Tubuh Kalau Anda Stress

Bagaimana Cara Mengatasi Psikosomatik?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, keluhan gangguan psikosomatik cenderung sulit dikenali atau didiagnosis. Namun, ketika tekanan mental memunculkan gejala penyakit, misalnya nyeri dada, tetapi penyakit itu tidak bisa dideteksi, keadaan tersebut juga bisa dikelompokkan dalam gangguan psikosomatik. Gangguan psikosomatik biasanya akan memengaruhi sistem pernapasan, pencernaan, hingga kardiovaskular.

Jika Anda tidak yakin pada apa yang terjadi pada kondisi tubuh Anda, penting untuk melakukan pemeriksaan atau konseling oleh dokter spesialis kejiwaan atau psikiater. Apabila Anda didiagnosa memiliki masalah dengan kecemasan atau depresi, Anda akan diminta untuk melakukan beberapa metode terapi dan pengobatan, antara lain:

  • Psikoterapi dengan metode CBT. Cognitive Behavior Therapy (CBT) dapat membantu pasien untuk mempelajari cara baru mengatasi serta memecahkan masalah saat berada di bawah tekanan. Anda juga akan diberikan pemahaman mengenai tujuan hidup dan mengidentifikasi perilaku serta efek negatif pada kehidupan mereka.
  • Psikoanalisis. Terapi ini menggunakan proses panjang yang melibatkan dua hingga lima sesi per minggu selama beberapa tahun. Psikiater akan membuat catatan tentang kenangan masa kecil dan mimpi pasien yang memiliki gejala rasa frustasi serba salah.
  • Teknik distraksi. Metode ini untuk menghilangkan rasa sakit dengan mengalihkan perhatian pasien terhadap faktor-faktor pemicu stres atau kecemasan.
  • Teknik relaksasi atau meditasi. Beberapa penelitian yang dipublikasi dalam U.S. National Library of Medicine telah menunjukkan dampak positif meditasi dalam mengurangi stres dan kecemasan. Melakukan meditasi secara rutin dapat memprogram ulang saraf otak sehingga meningkatkan kemampuan untuk mengatur emosi.
  • Hipnoterapi. Hipnotis dilakukan oleh terapis dengan mengubah persepsi pasien terhadap sumber stres melalui alam bawah sadar pasien. Namun, hipnoterapi tidak bisa bersifat permanen karena ketika pasien mendapatkan tekanan masalah baru, pasien mungkin membutuhkan terapi kembali.
  • Terapi Abreaksi. Terapis akan menggunakan cara yang sama dengan hipnoterapi, tetapi pasien akan dibuat untuk meluapkan emosi dari pikiran bawah sadar dalam bentuk perilaku atau ucapan. Pasien yang melakukan terapi ini akan merasakan kelegaan karena bisa menumpahkan emosi yang terpendam.
  • Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS). Metode ini lebih aman dan efektif dengan melibatkan transisi arus listrik yang stabil melalui otak untuk memicu aktivitas saraf agar meredakan gejala penyakit mental. TENS diberikan dalam jangka waktu satu bulan pada waktu tertentu.
  • Konsumsi obat antidepresan. Kandungan analgesik dalam obat antidepresan bisa membantu meredakan gejala psikosomatis dan membuat pasien tidur lebih baik sehingga menurunkan tingkat kecemasan. Namun, Penggunaan obat-obatan tersebut harus berdasarkan resep dokter karena dapat berbahaya bagi tubuh apabila dosisnya tidak tepat.
  • Akupuntur. Metode ini merupakan cara yang intensif untuk membantu memperlambat atau membalikkan kecemasan, depresi, dan tekanan masalah lainnya dengan merangsang titik-titik tertentu pada tubuh melalui jarum yang dimasukkan ke dalam kulit.

Perlu diingat, bahwa setiap orang memiliki cara sendiri dalam menangani stres. Walaupun gejala yang ditunjukkan hampir sama, bukan berarti Anda juga harus melakukan cara yang sama untuk mengatasinya. Ketahui terlebih dahulu penyebab stres yang terjadi pada diri Anda (emosional maupun fisik), dari situlah Anda dapat mengembangkan cara efektif untuk mengatasinya.

Baca Juga : Cara Tingkatkan Serotonin Agar Terhindar Dari Depresi

Sumber


Verywell Mind. 2019. Stress, Depression and Psychosomatic Illness. www.verywellmind.com
Patient. 2016. Psychosomatic Disorders. patient.info
Center of Treatment Anxiety & Mood Disorder. Psychosomatic Disorders. centerforanxietydisorders.com
Psychology Today. 2010. Psychosomatic Symptoms. www.psychologytoday.com
News Medical Life Sciences. 2018. Psychosomatic Disorder. www.news-medical.net
U.S. National Library of Medicine. 2008. Meditation and Psychiatry. www.ncbi.nlm.nih.gov