7 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum dan Gejalanya

7 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum dan Gejalanya

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 3 Juli 2020

 

Sel-sel darah yang ada di dalam tubuh kita bertugas untuk membantu melindungi tubuh dari substansi berbahaya seperti virus, racun, bakteri hingga sel kanker. Substansi ini mengandung antigen tertentu. Sistem kekebalan tubuhlah yang memproduksi antibodi untuk melawan dan menghancurkan substansi berbahaya tersebut.

Ketika seseorang menderita gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh akan salah mengenali sel yang sehat dengan antigen berbahaya. Hasilnya, tubuh malah salah memberikan reaksi dengan menyerang jaringan yang sehat.

Menurut penelitian, ada lebih dari 80 macam penyakit autoimun yang pernah terdeteksi. Berikut 7 jenis yang paling umum ditemukan beserta gejalanya!

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan salah satu penyakit autoimun yang paling umum terjadi. Normalnya, pankreas kita bertugas untuk memproduksi insulin yang mengatur kadar gula dalam darah. Dalam kasus diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh penderita malah menyerang sel-sel yang memproduksi insulin. Akibatnya, kadar gula dalam darah jadi tak terkendali.

Tingginya kadar gula dapat merusak pembuluh darah dan beragam organ di dalam tubuh seperti jantung, mata, ginjal hingga saraf.

2. Rheumatoid Arthritis (RA)

Pada kasus rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan tubuh menyerang area persendian. Akibatnya akan muncul kemerahan, rasa panas, nyeri hingga kaku pada sendi. Tidak seperti osteoartritis, yang biasanya menyerang orang-orang berusia lanjut, RA dapat menyerang orang-orang yang berusia 30-an tahun bahkan lebih cepat.

3. Psoriasis

Sel-sel kulit normalnya akan tumbuh dan luruh ketika tidak lagi berguna. Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang terlalu cepat sehingga menumpuk dan menimbulkan bercak merah di permukaan. Selain menyebabkan peradangan, biasanya akan muncul sisik yang mengelupas pada permukaan kulit.

Gejala psoriasis berbeda dari orang ke orang dan bergantung pada jenis psoriasis. Area psoriasis bisa sekecil beberapa serpihan di kulit kepala atau siku, atau menutupi sebagian besar tubuh.

Gejala psoriasis yang paling umum meliputi bercak merah, menonjol, dan meradang pada kulit, sisik keputihan atau plak pada bercak merah, nyeri hingga gatal dan sensasi terbakar di sekitar bercak, kuku tebal dan berlubang, serta sendi membengkak.

4. Penyakit Addison

Penyakit ini menyerang kelenjar adrenalin yang menghasilkan hormon kortisol, aldosteron hingga androgen. Jika produksi kortisol terlalu sedikit, cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula akan berubah. Kekurangan aldosteron bisa menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam darah.

Gejala yang muncul biasanya meliputi rasa lemas, lelah, penurunan berat badan hingga rendahnya kadar gula dalam darah.

5. Anemia Pernisiosa

Anemia pernisiosa terjadi ketika tubuh kekurangan vitamin B12 yang bermanfaat untuk pembentukan sel darah merah. Hal ini karena lambung kehilangan sel intrinsik akibat diserang oleh tubuh (autoimun). Sel intrinsik berfungsi membantu penyerapan vitamin B12. Selain itu, bisa juga diakibatkan kurangnya asupan vitamin B12.

Tanpa adanya vitamin B-12 yang cukup, seseorang akan mengalami anemia dan kemampuan tubuh untuk melakukan sintesis DNA akan berkurang drastis. Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada orang dewasa hingga usia lanjut.

6. Lupus

Lupus atau lupus erythematosus sistemik merupakan salah satu penyakit autoimun yang cukup sering ditemui. Penderita lupus biasanya memiliki antibodi yang menyerang jaringan di seluruh tubuh mulai dari sendi, paru-paru, sel darah saraf hingga ginjal. Untuk mengatasi gejalanya, dokter biasanya akan meresepkan obat harian hingga steroid yang dapat mengurangi fungsi sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang jaringan yang sehat.

7. Multiple Sclerosis (MS)

Dalam kasus multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel saraf yang dapat menyebabkan beragam gejala mulai dari rasa sakit, kebutaan, kelemahan, koordinasi yang buruk hingga kejang otot. Untuk mengurangi gejalanya, dokter biasanya akan meresepkan obat yang dapat menekan fungsi kekebalan tubuh agar tidak terlalu agresif.

Itulah 7 jenis penyakit autoimun yang paling sering ditemui. Jika Anda menemukan gejala-gejala yang disebutkan di atas, segera hubungi pusat kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Baca Juga: Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya

 

Sumber

Webmd (2018). What Are Autoimmune Disorders? www.webmd.com
Healthline (2019). Autoimmune Diseases: Types, Symptoms, Causes and More. www.healthline.com
Medline Plus (2019). Autoimmune Disorders. www.medlineplus.gov
Lab Test Online (2019). Autoimmune Disease. www.labtestsonline.org